.:: ASSALAMU'ALAIKUM PEMBACA YANG BUDIMAN * SELAMAT MEMBACA CATATAN-CATATAN SEDERHANA INI ::.

Minggu, 29 November 2009

TRANSFORMASI PERBUKUAN

Beberapa tahun yang lalu Amazon.com memublikasikan sebuah alat bernama Kindle. Ini adalah alat untuk menyimpan dan membaca buku dalam format softcopy yang praktis. Mudahnya kita sebut alat ini buku elektronik saja. Kindle bisa menyimpan puluhan file e-book dan sewaktu-waktu kita ingin membaca salah satunya, kita tinggal menekan tombol dan alat ini akan menampilkan buku tersebut. Kita tak perlu repot lagi membolak-balik halaman buku atau kebingungan menenteng banyak buku. Alat yang praktis sekali.
Kehadiran Kindle jelas merupakan sebuah revolusi penting dalam dunia literasi. Entah mengapa gaung tentang alat ini tidak sampai di Indonesia. Padahal untuk anak sekolah saya rasa alat ini sangatlah membantu. Tapi dalam tulisan ini saya tidak akan membahas lebih jauh lagi soal operational analysis alat yang namanya Kindle. Saya mau membicarakan suatu hal yang mungkin belum pernah terpikir sebelumnya. Saya sebut sebagai “Transformasi Perbukuan”. Istilah yang keren, bukan?

Pembaca yang budiman tentu pernah mendengar cerita tentang para Sahabat Rosulullah saw yang menuliskan al Quran pada batu, tulang unta, dan di pelepah kurma. Jauh sebelum itu, masyarakat Mesir telah mengenal papirus. Sebut saja itu sebagai Buku Purba. Lalu ketika metode pembuatan kertas sudah membudaya, masyarakat lampau menuliskan buah pikirannya dalm lembar-lembar sederhana. Lalu pada tahun 1440, Johannes Gutenberg menemukan metode pencetakan buku. Sebutlah itu sebagai Buku Zaman Pertengahan. Dan ketika metode pencetakan Gutenberg mengalami perkembangan sampai menjadi mesin cetak modern, kita mengenal buku berupa lembar-lembar kertas bertulisan yang dijilid rapi seperti sekarang ini. Kita sebut ini sebagai Buku Modern. Itulah yang saya sebut sebagai Transformasi, meski orientasinya terbatas pada perkembangan bentuk saja.
Lebih jauh lagi kita bicara, seperti apa transformasi perbukuan di masa mendatang? Tadi di awal tulisan saya memperkenalkan pembaca yang budiman dengan alat yang namanya Kindle. Seperti halnya teknologi, dunia literasi juga mengalami revolusi, dan Kindle (walaupun penggunaannya belum meluas) adalah suatu contoh revolusi di bidang perbukuan. Dari yang awalnya buku itu dari kertas, bertransformasi dalam bentuk alat elektronik bernama Kindle. Lalu kita juga mengenal istilah e-book atau buku elektronik. Buku telah bertransformasi menjadi sebuah barang digital. Apalagi baru-baru ini Google berencana menciptakan arsip digital raksasa. Caranya dengan memindai jutaan buku konvensional menjadi format softcopy yang nantinya lebih mudah diakses oleh masyarakat melalui internet. Proyek raksasa ini sementara masih dilaksanakan di AS dan sedang dalam tahap perundingan dengan para penulis buku dan penerbit AS. Jika terlaksana, kemungkinan besar proyek ini juga akan meluas ke Indonesia. Kita saat ini telah berada di ambang zaman yang saya sebut sebagai Buku Zaman Digital.
Pembaca yang budiman. Arah pembicaraan kita ini tidaklah muluk. Saya ingin mengajak anda memikirkan separti apa bentuk sebuah barang yang saat ini kita sebut “buku” di masa mendatang dan apakah transformasi ini mampu meruntuhkan asumsi rendahnya minat baca di Indonesia? Mungkin saja akan ada kacamata yang bisa menampilkan teks buku di lensanya. Atau mungkin akan ada buku hologram? Kita sama-sama tak tahu. Dan lebih urgen lagi, transformasi ini bisa menarik minat baca anak muda negeri ini. Kita sama-sama berharap dengan mudahnya akses buku ini bisa meningkatkan minat baca masyarakat terutama anak muda. Tentunya dengan peningkatan kualitas isi pula, tidak hanya berubah bentuknya saja. Kalau era buku digital nanti terwujud, harus ada sinergi yang baik antara penulis, penerbit, pemerintah, dan masyarakat tentunya. Karena setiap perubahan selalu menuntut kesiapan kita semua. Kita semua turut bertanggungjawab atas masa depan generasi yang lebih muda.
Di akhir tulisan ini kiranya ada satu lagi pertanyaan maha penting yang harus sama-sama kita pikirkan. Bisakah harga buku nantinya juga lebih murah?

Mandalawangi, 28 Agustus 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.:: TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA * SEMOGA BERMANFAAT UNTUK ANDA SEMUA * WASSALAMU'ALAIKUM ::.