.:: ASSALAMU'ALAIKUM PEMBACA YANG BUDIMAN * SELAMAT MEMBACA CATATAN-CATATAN SEDERHANA INI ::.

Rabu, 06 Mei 2009

PERAN JURNALISTIK MENGANGKAT DAERAH TERTINGGAL

Terhitung sejak Ahad 26 April hingga 10 mei nanti harian KOMPAS mengadakan sebuah ekspedisi yang bertajuk Ekspedisi Susur Selatan Jawa 2009. menarik sekali menyimak berita-berita dan feature-feature hasil sorotan tim KOMPAS ketika menyusuri “anak tiri” Pulau Jawa itu. Menarik, menggugah, informatif, dan kadang miris. Kita tahu bahwa bagian selatan Pulau Jawa bisa dikatakan masih sangat tertinggal dibandingkan dengan daerah utara. Hal ini banyak dikarenakan aksesibilitas daerah yang sangat sulit karena sebagian besar daerah selatan adalah daerah dataran tinggi dan di beberapa wilayah bisa dikategorikan tandus. Tim KOMPAS mengangkat isu utama seputar pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) dan berbagai potensi wilayah yang belum digarap secara maksimal.

Gara-gara ekspedisi ini saya relakan uang makan saya selama 2 minggu untuk membeli harian KOMPAS. Lebih dari itu ada hal menarik yang saya tangkap dari ekspedisi ini. Saya jadi sadar akan peran penting jurnalistik dan orang-orang yang berkecimpung di dalamnya dalam menyoroti masalah-masalah seperti ini. Sebelumnya Tim KOMPAS telah mengadakan ekspedisi serupa di pedalaman Papua dan daerah lembah sungai Bengawan Solo.

Saya jadi sadar, dari mana kita bisa merasakan getirnya hidup dalam ketertinggalan kalau kita tak pernah tahu secuil pun informasi tentang daerah tertinggal itu. Di sinilah peran penting jurnalistik.

Lewat laporan jurnalistik seperti yang dilakukan KOMPAS ini, setidaknya bisa membuka mata kita semua bahwa tidak semua warga Indonesia merasakan kenyamanan hidup seperti yang kita rasakan. Laporan-laporan jurnalistik ini sangat penting kiranya untuk diketahui para elit pemerintahan sebagai pengambil dan keputusan dan tentunya dalam kapasitasnya sebagai pengabdi rakyat. Jelas kita semua tidak bisa tutup mata atas hal ini.

Lewat laporan-laporan jurnalistik seperti inilah suara-suara rakyat yang tak terdengar oleh “orang-orang pusat” jadi punya kekuatan. Mereka yang selama ini terpinggirkan, setidaknya bisa sedikit kritis dan punya fungsi kontrol terhadap pemerintah. Imbasnya, kehidupan mereka sendiri dapat diusahakan bisa jadi lebih baik. Selain sebagai corong suara rakyat kecil jurnalistik bisa merekam bermacam-macam eksotisme sosial-budaya dan alam yang jadi sorotannya. Kita jadi tambah tahu betapa kayanya kita sebenarnya.

Akan sangat menari lagi jika ekspedisi jurnalistik seperti yang dilakukan tim KOMPAS ini bisa ditiru oleh media lain. Apalagi bisa bekerja sama dengan pihak-pihak yang lebih profesional dan terspesialisasi, seperti halnya kerja sama dengan National Geographic. Dan tidak menutup kemungkinan juga dari kalangan pemerintah ikut ambil bagian dalam ekspedisi-ekspedisi seperti ini. Salam.

Mandalawangi, 6 Mei 2009

1 komentar:

  1. ekspedisi ini sepatutnya juga dilakukan media lain, untuk mengetahui keadaan didaerah tertinggal

    BalasHapus

.:: TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA * SEMOGA BERMANFAAT UNTUK ANDA SEMUA * WASSALAMU'ALAIKUM ::.